Halaman

Minggu, 11 Maret 2012

KETIDAK DISIPLINAN Masih MENGGURITA DI LEMBAGA KITA

Radar MTs. Bettet - Dengan langkah tergesa-gesa serta wajah kurang ceria beberapa siswa tampak dari kejahuan menuju sekolah, ada yang masih rambutnya basah serta acak-acakan (tampa disisir), baju tidak di selipkan di dalam celana serta dasinya terkesan di pakai sembarangan. Dengan gelagat seperti itu, siapapun bisa menebak bahwa siswa-siswa teresbut terlambat datang ke sekolah. Sesekali di antara mereka terlihat menyelinap di balik pagar untuk memperbaiki seragamnya, hal itu sering kali ia lakukan karena khawatir nanti berpapasan dengan salah satu guru khususnya pengelola. Dan yang lebih ironis, disamping sudah datang terlambat kondisi seragamnya masih terlihat semraut dan tidak rapi. Pemandangan seperti itu tidak jarang kita temui di lembaga Madrasah Tsanawiyah ini. Bahkan bisa dibilang setiap hari pasti ada siswa yang datang terlambat, toh walaupun alasan keterlambatannya berbeda-beda. Memprihatinkan memang, tapi apa boleh buat itu sudah terlanjur mengakar dan mentradisi. 
Tradisi tersebut diperkuat dengan hasil pantauan Radar MTs kemarin (Minggu, 11/03/12) yang datang ke kelokasi pada pukul 07.20. waktu masuk sudah 20 menit berlalu masih ada saja siswa yang tidak tepat waktu, sebut saja Sholemuddin, IX A. ketika dimintai keterangan, yang bersangkutan mengaku bangun kesiangan di Pondok sebab semalam habis ronda. “ Maaf Pak, sehabis ronda semalam saya munkin tidur terlalu nyenyak, hingga bangun kesiangan dan lagian tidak ada teman yang bangunin”. Sesal siswa yang sekarang duduk di kelas unggulan Di pihak lain, Qari’ Ayatullah, S. Kom menuturkan, bahwa memang setiap santri di pondok mempunyai tugas ronda secara bergantian. Tapi, lanjut Bapak yang saat itu sedang melakukan pemantauan di depan kantor MTs, waktu ronda tersebut sudah berakhir ketika adzan Shubuh berkumandang, jadi tetap tidak dapat dibenarkan kalau keberadaan ronda Malam di jadikan alasan atas keterlambatan siswa ke sekolah. Jelas Bapak yang saat ini juga menjabat sebagai sekretaris GMNI cabang Pamekasan. 
Dilakukan penyisiran ke tiap-tiap Kelas, kembali Radar MTs ini menemukan siswa yang tidak mengindahkan aturan lembaga, disamping tidak pakai kaos kaki, yang bersangkutan juga pakai celana berwarna hijau padahal yang semestinya adalah berwarna cream. Ketika dimintai kererangan, Siswa yang diketahui bernama Moh. Hefni, VIII C, itu dengan santai dan sama sekali tampa menyiratkan rasa bersalah menjawab semua pertanyaan yang di ajukan. “ saya terpaksa pakai celana yang ini Pak, sebab celana yang berwarna cream sedah lama tidak diketahui keberadaanya ”. ujar siswa asal Plak-pak yang baru saja di tindak oleh pengurus pesantren karena sudah satu bulan lebih tidak masuk madrasah diniyah. Disinggung masalah kaos kaki, siswa dua bersaudara ini kembali menjawab dengan nada khasnya (santai tanpa beban), “kalau yang ini Pak, saya memang lupa”, paparnya 
Dikonfirmasi secara terpisah, Taufikurrahman, S. HI selaku BP/BK yang memang khusus menangani masalah kedisiplinan siswa mengatakan bahwa pihaknya selama ini sudah melakukan berbagai cara untuk mengantivasi ketidak disiplinan siswa Dan menurut hemat saya, tutur Bapak yang mengampu bidang studi Aqidah Akhlaq ini, dalam persoalan tersebut, yang bertanggung jawab bukan hanya BP/BK, melainkan seluruh dewan guru khususnya wali kelas masing-masing. “selama ini kan segala yang berkaitan dengan siswa baik yang tidak masuk, terlambat, tidak berseragam terkesan dilimpahkan ke satu pihak saja, dan yang lain kemana?”, tandasnya. kalau kita mau serius menangani problem seperti itu, lanjut Bapak asal Teja timur ini kepada Radar MTs kemarin (11/03/12), maka seluruh elemen di lembaga ini khusunya para wali kelas harus sama-sama sinergi, jangan saling lempar tanggung jawab. Ajaknya (Fqr/rd).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fsdklfjsadlfsdaf

jkfsdlpkfsapkf'aflsdf;l